Hari ini didera penat yang teramat sangat parah
karena begadang semalaman, belum lagi dengan rutunitas yang padat dan gak jelas
yang cukup menyita waktu, hanya resah dan gelisah yang hadir menemani hari-hari
gw yang habis memandangi indahnya hasil karya kemajuan teknologi dan zaman
yaitu komputer. Karena merasa sedikit jenuh akhirnya gw memutuskan untuk
membuka facebook,
kali kali aja ada yang memposting hal hal lucu dan gw bisa tertawa sekedar untuk melepas penat seperti yang sering dilakukan teman gw waluyo (sory bay)!, Tapi tau apa yang terjadi? Yang gw lihat Cuma expressi kemarahan dan kesedihan yang diexploitasi tanpa henti...wah penat gw semakin menjadi jadi...oh nou perasaan itu timbul lagi...apakah ini yang dinamakan galau? Gw, lu, kita. mereka GALAUUU. Dari pada bengong akhirnya gw mencoba untuk menulis sesuatu tentang si “Galau” yang lagi menjadi trend center pada saat ini.
kali kali aja ada yang memposting hal hal lucu dan gw bisa tertawa sekedar untuk melepas penat seperti yang sering dilakukan teman gw waluyo (sory bay)!, Tapi tau apa yang terjadi? Yang gw lihat Cuma expressi kemarahan dan kesedihan yang diexploitasi tanpa henti...wah penat gw semakin menjadi jadi...oh nou perasaan itu timbul lagi...apakah ini yang dinamakan galau? Gw, lu, kita. mereka GALAUUU. Dari pada bengong akhirnya gw mencoba untuk menulis sesuatu tentang si “Galau” yang lagi menjadi trend center pada saat ini.
Entah berapa kali dalam sehari gw mendengar dan melihat sesuatu yang berhubungan
dengan galau, entah berapa kali juga
dalam sehari dinding dinding jejaring sosial ternodai oleh kata kata galau yang
mengekpresikan berbagi macam tingkat emosi tesebut. Yang karena memang lagi
trendy...akhirnya gw juga ikut-ikutan galau, feyuuuh!!! Entah dari hasil
perkawinan sirih atau perkawinan silang yang mana? Anggota kosa kata baru
bahasa gaul negeri ini bisa terlahir dan dengan tiba tiba tanpa disertai
keterangan yang kongrit menjadi populer dikalangan pencintanya.
Tidak perduli walau bagaimanapun kelamnya latar
belakang keadaan si-galau namun Ia bisa dengan mudahnya meng-indonesia (dari
kata mendunia), meskipun tidak memiliki
asal usul yang jelas
tapi tetap bisa terkenal dan menghipnotis penggemarnya di seantero negeri ini, sangking populernya sampai sampai iklan diberbagai media berlomba
lomba untuk memakainya dengan bayaran yang lumayan tinggi tentunya...hanya untuk
bisa mengontrak si ...“Galau”.....tersebut!... (galau galau mana si galau....galaaau
denger gak sih?).
Disini gw gak akan menghakimi atau men-judge si
“galau” karena Memang tidak berpri-kataan (dari berprikemanusiaan) jika kita
menyalahkannya...haah?...nya? Emang “galau” mahluk apaan???bodo ah.....yah
begitulah Galau tidak mempunyai salah apapun terhadap kita, dia hanya mencoba untuk exist kok, mencoba
untuk bertahan hidup walaupun dengan asal usul yang tidak jelas,salahkah itu???
(bercucuran airmata)...
Bagaimana mungkin bisa kita menghakimi si galau ini
ketika sebagian dari kita memanfaatkannya dan mengekploitasi galau itu sendiri dengan kejamnya.
Ia hanya korban pelampiasan dari oknum oknum tertentu yang tidak bertanggung
jawab Man! Naas emang nasib lu galau....gw turut prihatin atas kejadian yang
menimpa lu semoga mereka yang mengekploitasi lu diberikan jalan kesadaran...Amin.
Bagi para Galauers “sebutan bagi fans si
Galau”??????? rasanya belumlah lengkap jika belum mengekpresikannya kesetiap
media yang ada... Eh jangan salah...lo pikir gampang mengekpresikannya?
diperlukan keahlian khusus dan seni tersendiri untuk membuatnya jadi sebuah
ungkapan perasaan yang mendayu dayu...liat saja bagaimana unsur melankolis dikedepankan
disetiap untaian kalimatnya ditambah dengan pendramatisiran kata yang tepat
sesuai dengan EYD kamus bahasa galau sehingga menjadi sebuah ungkapan perasaan
yang sangat menyentuh hati. Tiada hari tanpa kegalauan. Bravo Galau....ups!
Fenomena galau yang memang lagi menjamur tersebut
telah memberikan filsafah tersendiri di berbagai kalangan di negeri
ini...khususnya bagi anak muda seumuran gw yang baru berusia 16
tahun...hah???(vero plisssss deh). Yang memang sering kali berteman dengan si
galau karena merasa dikucilkan oleh dunia ini.....
“gak ada lagi yang perduli....
semuanya nothing....
haruskah ku lari kehutan mendaki tebing dan terjun
kejurang?
mengharu biru, bukan?
Oke sudah cukup...sudah cukup galau!...cukup sudah
kau membuatku kacau! Maafkan aku yang tidak lagi bisa menjadi teman setiamu, sulit
memang tapi harus!!! dikarenakan berbagai hal dan kepentingan lain yang harus
diutamakan. It’s time to do anything else., Tapi masih boleh kok berkirim surat
sesekali sekedar hanya untuk menanyakan kabar dan mengenang perjalanan hidup
hahaaaah...
Sekarang berhubung gw gak lagi berteman dekat sama si-galau
jadi disni gw gak akan menulis diary depresi (udah kayak lagu) tentang
kegalauan ataupun expressi kemarahan dan kesedihan akibat ketidakpuasan
terhadap keadaan. This is how it's goin to be.....
Galau umumnya adalah seuntai atau secerca atau
sebongkah atau apalah....(terserah lu karena gw gk nemuin artinya di kamus
B.Indonesia)...perasaan resah, gelisah atau ketidak nyamanan terhadap suatu
keadaan yang terjadi karena berbagai macam permasalahan duniawi dan tekanan
tekanan tertentu yang konon kabarnya bisa membuat siapapun yang sedang
terjangkit perasaan tersebut merasa terpuruk, lemah dan tidak berdaya...uhfff
panjang ye?!
Kegalauan juga idententik dengan dua unsur senyawa
lainnya sebut saja melankolisasi dan dramatisasi melebihi kenyataannya (bener gak
sih?). Galau sejatinya adalah suatu sifat murni build-in bawaan manusia modern
yang tidak dapat dipisahkan dari setiap tekanan atau masalah yang mendera. Lazimnya
kegalauan juga identik dengan berkeluh kesah.
Berbagai masalah dan tekanan adalah hal
yang lumrah terjadi pada setiap mahluk penghuni bumi ini, tinggal bagaimana
kita mengatasai masalah tersebut. It's not what happens to you that matters
most, it's how you respond to what happens that is the point, lebih kepada Bagaimana kita
menyikapi permasalahan tersebut. Ingin berlarut larut dengan kesedihan
didalamnya atau berusaha mencari jalan keluarnya? Which one are you? Gak ada
masalah gak belajar man! It concern how we act on it! Dunia ini penuh dengan
masalah menarik untuk dipecahkan! Bayangkan bagimana membosankannya dunia ini tanpa masalah (sok).
Tapi sayangnya sebagian dari kita yang berada dalam
kegalauan yang teramat sangat cendrung beranggapan masalah yang menimpa kita
berada diluar batas kemampuan kita dan pada akhirnya akan membuat kita
beragumen bahwa kita mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari dunia. Jadi
dunia deh sekarang yang kebawa bawa...! tidak ada masalah yang tidak bisa
dipecahkan, keengganan kita untuk berusaha dan lebih memilih tenggelam dalam
kegalauan adalah penyebab suatu permasalahan terlihat lebih besar dari porsinya.
“We're
the middle children of history, man.
No
purpose or place.
We have no Great War. No Great Depression.
Our
Great War's a spiritual war
our Great Depression is our lives” (Fight Club-1999)
Mengambil sedikit pesan dari sepenggal kalimat
diatas, kita tidak benar benar mengalami masalah yang berat, tekanan yang besar,
seperti para leluhur kita yang berperang, yang membuat mereka bisa kehilangan
apapun termasuk nyawa. That’s really depressss, really hard problems! Kita bahkan
tidak melakukan sesuatu untuk orang lain. Jangan untuk orang lain, untuk diri
sendiripun kita masih kewalahan. Think about that my man!
Perhaps we should be more aware, half of us are
still strugling and fighting to feed their mouth in uneasy way. “Penyapu jalan,
Tukang becak, Kuli, dan masih banyak lagi”. Tapi sayangnya kita terlalu
menikmati kegalaun sehingga seolah-olah merasa paling lemah tidak berdaya dizalami
keadaan.
Berbagai dampak negatif dari perasaan galau
ini...(kenapa negatif? karena gw belum menemukan sisi positif dari suatu
kegalauan) memberikan pandangan yang agak senewen sih kalo kata gw...kenapa?
karena disaat galau seseorang lebih bermain dengan perasaan yang mampu mengoyak
jiwa dan mencabik raga (ah lebay kumat lagi), daripada menggunakan logika untuk
menentukan langkah kedepannya.
Perasaan galau selalu hadir dengan keluhan, itu
adalah salah satu efek samping dari kegalauan, pernah lihat orang galau?pasti
pernah ya....Kesal dengan orang-orang (kerabat ataupun teman) disekitarnya?
kesal dengan lingkungannya? Disaat galau kita bahkan menilai seseorang atau
sesuatu dengan gelap mata, lihat saja bagaimana keadaan itu mulai meracuni kita.
“Dengan sedihnya Ngomong kalo teman tuh adanya pas waktu senang aja pas
susah gak ada satupun...ada lagi yang bilang kamu tahu siapa sebenarnya temanmu
ketika kamu jatuh dan berada dibawah...atau...Dunia udah berlaku gak adil sama kita”...itu maksudnyan apa?, sampai bisa nyalahin teman ataupun lingkungan
sekitar??? Dan mengganggap mereka tidak
lagi perduli dengan kita? Ya wajarlah itu normal......yang seharusnya lu sedihin
itu adalah ketika lu berbahagia tapi tidak seorangpun yang mau diajak berbagi
kebahagian dengan lu...Itu baru Naaas!
Stop blaming antyhing or anyone else! That is your
sh-t man!...No one has to know..! Thats your world your own problems...You are
the one who has responsible...Be gentle!!!!! And find the solution! Life is
great when you really enjoy it no matter what! (beeehh jiwa motivator yang
belum tersalurkan dengan baik,ampun dah) Jadi, kurang kurangilah ya....!
Teman dan keadaan
sudah menjadi korban,sekarang apalagi??? Guess what??? Tepat sekali...jejaring
sosial...jejaring sosial adalah korban selanjutnya untuk memuaskan berbagai
ekpresi kegalauan tersebut entah itu untuk niatan sekedar berbagi ataupun mengekploitasi.
But why? Why do we have to tell anyone our problems
or post it on our social page....? like i said...”no one has to know.. thats
your own problem”. Dengan berbagai kata yang menggambarkan betapa tidak berdaya
dan tersiksanya kita dengan keadaan tertentu.
Hal itu hanya akan menjadi boomerang yang mempertontonkan kebobrokan kita kepada khalayak umum yang hanya bisa berharap perhatian ataupun belas kasihan orang lain? Kenapa coba? Butuh perhatian dan belas kasih dari orang lain? Kasihan bgt sih lu....“Selemah lemahnya orang adalah orang yang mengasihani dirinya sendiri - Mario Teguh” bukan karena itu katanya pak Mario Teguh semata-mata, tapi emang begitu kenyataannya itu juga kalau lu Sadar ?!
Hal itu hanya akan menjadi boomerang yang mempertontonkan kebobrokan kita kepada khalayak umum yang hanya bisa berharap perhatian ataupun belas kasihan orang lain? Kenapa coba? Butuh perhatian dan belas kasih dari orang lain? Kasihan bgt sih lu....“Selemah lemahnya orang adalah orang yang mengasihani dirinya sendiri - Mario Teguh” bukan karena itu katanya pak Mario Teguh semata-mata, tapi emang begitu kenyataannya itu juga kalau lu Sadar ?!
You can’t let it “galau” Bring you down, every
moment is crucial, every moment is process, just don’t let your
self drown deep down in your sorrow, Lu, gw ataupun sebagian dari kita pernah
galau man. Tapi bukan berarti dengan kegalauan kita malah menjadi lemah dan
larut menenggelamkan diri didalamnya. Jadikan itu sebagai pemicu semangat untuk
berbuat atau berpikir lebih baik lagi kalau kata orang sih (motivasi untuk
berprestasi). Gak ada masalah yang gak ada solusinya, (1 paket) ada masalah
berarti ada solusi....Seberat apapun masalah yang menimpa anda tapi tidak
membunuh anda malah akan membuat anda lebih kuat (pepatah). Learn man, take the
lesson of that situation...!
Galau sih boleh boleh saja karena merupakan respon
motorik dalam menanggapi suatu tekanan (entah dari buku biologi yang mana???).
Tapi galau yang berlebihan diluar ambang batas kewajaran harus diwaspadai
karena bisa membawa setiap pribadi yang dihinggapi kegalauan tersebut ketingkat
yang lebih parah (depresi). Nah lo...apalagi UGD alias Unit Galau Darurat kan belum
secara resmi didirikan oleh Kementrian Hukum dan HAM. Kenapa dibawah naungan
KEMENKUMHAM bukan KEMENKES karena galau adalah hak mendasar yang Haqiqi bagi
setiap manusia di Indonesia saat ini. Jadi intinya marilah kita tidak lagi mengekploitasi si galau ini secara berlebihan...(kan kasihan)...biarkanlah dia hidup tenang dan damai dalam menjalani hidupnya...Adiossss.







0 komentar:
Posting Komentar