Jumat, 27 April 2012

KICAU GALAU UGHH KACAU!


 
Hari ini didera penat yang teramat sangat parah karena begadang semalaman, belum lagi dengan rutunitas yang padat dan gak jelas yang cukup menyita waktu, hanya resah dan gelisah yang hadir menemani hari-hari gw yang habis memandangi indahnya hasil karya kemajuan teknologi dan zaman yaitu komputer. Karena merasa sedikit jenuh akhirnya gw memutuskan untuk membuka facebook,
kali kali aja ada yang memposting hal hal lucu dan gw bisa tertawa sekedar untuk melepas penat seperti yang sering dilakukan teman gw waluyo (sory bay)!, Tapi tau apa yang terjadi? Yang gw lihat Cuma expressi kemarahan dan kesedihan yang diexploitasi tanpa henti...wah penat gw semakin menjadi jadi...oh nou perasaan itu timbul lagi...apakah ini yang dinamakan galau? Gw, lu, kita. mereka GALAUUU. Dari pada bengong akhirnya gw mencoba untuk menulis sesuatu tentang si “Galau” yang lagi menjadi trend center pada saat ini.

Entah berapa kali dalam sehari gw mendengar  dan melihat sesuatu yang berhubungan dengan  galau, entah berapa kali juga dalam sehari dinding dinding jejaring sosial ternodai oleh kata kata galau yang mengekpresikan berbagi macam tingkat emosi tesebut. Yang karena memang lagi trendy...akhirnya gw juga ikut-ikutan galau, feyuuuh!!! Entah dari hasil perkawinan sirih atau perkawinan silang yang mana? Anggota kosa kata baru bahasa gaul negeri ini bisa terlahir dan dengan tiba tiba tanpa disertai keterangan yang kongrit menjadi populer dikalangan pencintanya.

Tidak perduli walau bagaimanapun kelamnya latar belakang keadaan si-galau namun Ia bisa dengan mudahnya meng-indonesia (dari kata mendunia),  meskipun tidak memiliki asal usul yang  jelas tapi tetap bisa terkenal dan menghipnotis penggemarnya di seantero  negeri ini, sangking populernya  sampai sampai iklan diberbagai media berlomba lomba untuk memakainya dengan bayaran yang lumayan tinggi tentunya...hanya untuk bisa mengontrak si ...“Galau”.....tersebut!... (galau galau mana si galau....galaaau denger gak sih?).

Disini gw gak akan menghakimi atau men-judge si “galau” karena Memang tidak berpri-kataan (dari berprikemanusiaan) jika kita menyalahkannya...haah?...nya? Emang “galau” mahluk apaan???bodo ah.....yah begitulah Galau tidak mempunyai salah apapun terhadap kita,  dia hanya mencoba untuk exist kok, mencoba untuk bertahan hidup walaupun dengan asal usul yang tidak jelas,salahkah itu??? (bercucuran airmata)...

Bagaimana mungkin bisa kita menghakimi si galau ini ketika sebagian dari kita memanfaatkannya dan mengekploitasi galau itu sendiri dengan kejamnya. Ia hanya korban pelampiasan dari oknum oknum tertentu yang tidak bertanggung jawab Man! Naas emang nasib lu galau....gw turut prihatin atas kejadian yang menimpa lu semoga mereka yang mengekploitasi lu diberikan jalan kesadaran...Amin.

Bagi para Galauers “sebutan bagi fans si Galau”???????  rasanya belumlah  lengkap jika belum mengekpresikannya kesetiap media yang ada... Eh jangan salah...lo pikir gampang mengekpresikannya? diperlukan keahlian khusus dan seni tersendiri untuk membuatnya jadi sebuah ungkapan perasaan yang mendayu dayu...liat saja bagaimana unsur melankolis dikedepankan disetiap untaian kalimatnya ditambah dengan pendramatisiran kata yang tepat sesuai dengan EYD kamus bahasa galau sehingga menjadi sebuah ungkapan perasaan yang sangat menyentuh hati. Tiada hari tanpa kegalauan. Bravo Galau....ups!

Fenomena galau yang memang lagi menjamur tersebut telah memberikan filsafah tersendiri di berbagai kalangan di negeri ini...khususnya bagi anak muda seumuran gw yang baru berusia 16 tahun...hah???(vero plisssss deh). Yang memang sering kali berteman dengan si galau karena merasa dikucilkan oleh dunia ini.....

“gak ada lagi yang perduli....
semuanya nothing....
haruskah ku lari kehutan mendaki tebing dan terjun kejurang?

mengharu biru, bukan?

Oke sudah cukup...sudah cukup galau!...cukup sudah kau membuatku kacau! Maafkan aku yang tidak lagi bisa menjadi teman setiamu, sulit memang tapi harus!!! dikarenakan berbagai hal dan kepentingan lain yang harus diutamakan. It’s time to do anything else., Tapi masih boleh kok berkirim surat sesekali sekedar hanya untuk menanyakan kabar dan mengenang perjalanan hidup hahaaaah...

Sekarang berhubung gw gak lagi berteman dekat sama si-galau jadi disni gw gak akan menulis diary depresi (udah kayak lagu) tentang kegalauan ataupun expressi kemarahan dan kesedihan akibat ketidakpuasan terhadap keadaan. This is how it's goin to be.....

Galau umumnya adalah seuntai atau secerca atau sebongkah atau apalah....(terserah lu karena gw gk nemuin artinya di kamus B.Indonesia)...perasaan resah, gelisah atau ketidak nyamanan terhadap suatu keadaan yang terjadi karena berbagai macam permasalahan duniawi dan tekanan tekanan tertentu yang konon kabarnya bisa membuat siapapun yang sedang terjangkit perasaan tersebut merasa terpuruk, lemah dan tidak berdaya...uhfff panjang ye?!

Kegalauan juga idententik dengan dua unsur senyawa lainnya sebut saja melankolisasi dan dramatisasi melebihi kenyataannya (bener gak sih?). Galau sejatinya adalah suatu sifat murni build-in bawaan manusia modern yang tidak dapat dipisahkan dari setiap tekanan atau masalah yang mendera. Lazimnya kegalauan juga identik dengan berkeluh kesah.

Berbagai masalah dan tekanan adalah hal yang lumrah terjadi pada setiap mahluk penghuni bumi ini, tinggal bagaimana kita mengatasai masalah tersebut. It's not what happens to you that matters most, it's how you respond to what happens that is the point, lebih kepada Bagaimana kita menyikapi permasalahan tersebut. Ingin berlarut larut dengan kesedihan didalamnya atau berusaha mencari jalan keluarnya? Which one are you? Gak ada masalah gak belajar man! It concern how we act on it! Dunia ini penuh dengan masalah menarik untuk dipecahkan! Bayangkan bagimana membosankannya dunia  ini tanpa masalah (sok).

Tapi sayangnya sebagian dari kita yang berada dalam kegalauan yang teramat sangat cendrung beranggapan masalah yang menimpa kita berada diluar batas kemampuan kita dan pada akhirnya akan membuat kita beragumen bahwa kita mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari dunia. Jadi dunia deh sekarang yang kebawa bawa...! tidak ada masalah yang tidak bisa dipecahkan, keengganan kita untuk berusaha dan lebih memilih tenggelam dalam kegalauan adalah penyebab suatu permasalahan terlihat lebih besar dari porsinya.

“We're the middle children of history, man.
No purpose or place.
 We have no Great War. No Great Depression.
Our Great War's a spiritual war
our Great Depression is our lives” (Fight Club-1999)

Mengambil sedikit pesan dari sepenggal kalimat diatas, kita tidak benar benar mengalami masalah yang berat, tekanan yang besar, seperti para leluhur kita yang berperang, yang membuat mereka bisa kehilangan apapun termasuk nyawa. That’s really depressss, really hard problems! Kita bahkan tidak melakukan sesuatu untuk orang lain. Jangan untuk orang lain, untuk diri sendiripun kita masih kewalahan. Think about that my man!

Perhaps we should be more aware, half of us are still strugling and fighting to feed their mouth in uneasy way. “Penyapu jalan, Tukang becak, Kuli, dan masih banyak lagi”. Tapi sayangnya kita terlalu menikmati kegalaun sehingga seolah-olah merasa paling lemah tidak berdaya dizalami keadaan.

Berbagai dampak negatif dari perasaan galau ini...(kenapa negatif? karena gw belum menemukan sisi positif dari suatu kegalauan) memberikan pandangan yang agak senewen sih kalo kata gw...kenapa? karena disaat galau seseorang lebih bermain dengan perasaan yang mampu mengoyak jiwa dan mencabik raga (ah lebay kumat lagi), daripada menggunakan logika untuk menentukan langkah kedepannya.

Perasaan galau selalu hadir dengan keluhan, itu adalah salah satu efek samping dari kegalauan, pernah lihat orang galau?pasti pernah ya....Kesal dengan orang-orang (kerabat ataupun teman) disekitarnya? kesal dengan lingkungannya? Disaat galau kita bahkan menilai seseorang atau sesuatu dengan gelap mata, lihat saja bagaimana keadaan itu mulai meracuni kita. “Dengan sedihnya Ngomong kalo teman tuh adanya pas waktu senang aja pas susah gak ada satupun...ada lagi yang bilang kamu tahu siapa sebenarnya temanmu ketika kamu jatuh dan berada dibawah...atau...Dunia udah berlaku gak adil sama kita”...itu maksudnyan apa?, sampai bisa nyalahin teman ataupun lingkungan sekitar???  Dan mengganggap mereka tidak lagi perduli dengan kita? Ya wajarlah itu normal......yang seharusnya lu sedihin itu adalah ketika lu berbahagia tapi tidak seorangpun yang mau diajak berbagi kebahagian dengan lu...Itu baru Naaas! 

Stop blaming antyhing or anyone else! That is your sh-t man!...No one has to know..! Thats your world your own problems...You are the one who has responsible...Be gentle!!!!! And find the solution! Life is great when you really enjoy it no matter what! (beeehh jiwa motivator yang belum tersalurkan dengan baik,ampun dah) Jadi, kurang kurangilah ya....!

Teman dan keadaan  sudah menjadi korban,sekarang apalagi??? Guess what??? Tepat sekali...jejaring sosial...jejaring sosial adalah korban selanjutnya untuk memuaskan berbagai ekpresi kegalauan tersebut entah itu untuk niatan sekedar berbagi ataupun mengekploitasi.

But why? Why do we have to tell anyone our problems or post it on our social page....? like i said...”no one has to know.. thats your own problem”. Dengan berbagai kata yang menggambarkan betapa tidak berdaya dan tersiksanya kita dengan keadaan tertentu. 

Hal itu hanya akan menjadi boomerang yang mempertontonkan kebobrokan kita kepada khalayak umum yang hanya bisa berharap perhatian ataupun belas kasihan orang lain? Kenapa coba? Butuh perhatian dan belas kasih dari orang lain? Kasihan bgt sih lu....“Selemah lemahnya orang adalah orang yang mengasihani dirinya sendiri - Mario Teguh” bukan karena itu katanya pak Mario Teguh semata-mata, tapi emang begitu kenyataannya itu juga kalau lu Sadar ?!

You can’t let it “galau” Bring you down, every moment is crucial, every moment is process, just don’t let your self drown deep down in your sorrow, Lu, gw ataupun sebagian dari kita pernah galau man. Tapi bukan berarti dengan kegalauan kita malah menjadi lemah dan larut menenggelamkan diri didalamnya. Jadikan itu sebagai pemicu semangat untuk berbuat atau berpikir lebih baik lagi kalau kata orang sih (motivasi untuk berprestasi). Gak ada masalah yang gak ada solusinya, (1 paket) ada masalah berarti ada solusi....Seberat apapun masalah yang menimpa anda tapi tidak membunuh anda malah akan membuat anda lebih kuat (pepatah). Learn man, take the lesson of that situation...!

Galau sih boleh boleh saja karena merupakan respon motorik dalam menanggapi suatu tekanan (entah dari buku biologi yang mana???). Tapi galau yang berlebihan diluar ambang batas kewajaran harus diwaspadai karena bisa membawa setiap pribadi yang dihinggapi kegalauan tersebut ketingkat yang lebih parah (depresi). Nah lo...apalagi UGD alias Unit Galau Darurat kan belum secara resmi didirikan oleh Kementrian Hukum dan HAM. Kenapa dibawah naungan KEMENKUMHAM bukan KEMENKES karena galau adalah hak mendasar yang Haqiqi bagi setiap manusia di Indonesia saat ini. Jadi intinya marilah kita tidak lagi mengekploitasi si galau ini secara berlebihan...(kan kasihan)...biarkanlah dia hidup tenang dan damai dalam menjalani hidupnya...Adiossss.

0 komentar:

Posting Komentar