Berbagai hal yang tidak wajar diluar nalar pemikiran
normal batasan kehidupan bersosial acap kali terjadi di negeri yang pernah
dikenal akan keramah tamahan penduduknya ini, yang sekarang sudah berbalik
seratus delapan puluh derajat menjadi negeri yang liar dan gahar. Bhineka
tunggal ika,
Masih ingatkah kita dengan slogan kata kata itu? Kata kata yang penuh makna penggambaran bagaimana konsep mayarakat Indonesia yang seharusnya masih ada dalam kehidupan sosial nan berbudaya.
Tutur kata yang halus diiringi prilaku sopan santun seakan telah menjadi sebuah dongeng yang tidak lagi populer dalam penceritaannya. Dengan embel embel kemajuan zaman yang diikuti pola ataupun persaingan hidup yang tinggi membuat bangsa ini seakan kehilangan batasan batasan yang menjadi acuan konseptual bangsa yang berbudaya. Alih alih mengatas namakan Modernisasi serta Demokrasi yang menjadi tolak ukur untuk suatu kebebasan berekspresi (pandangan umum) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sebagian dari masyrakat kita secara tidak langsung sudah menganut sistem kehidupan liberalis yang hanya mencari pembenaran atas kepentingan masing individual maupun kelompok yang cendrung bertindak semaunya, berujung kepada prilaku amoral dan tidak jarang sampai ke tingkat anarkis. Suatu fenomena sosial yang sungguh disayangkan, Dengan mudahnya arus globalisasi menghanyutkan tatanan sosial bermasyarakat yang sudah berpuluh puluh tahun kita pertahankan.
Masih ingatkah kita dengan slogan kata kata itu? Kata kata yang penuh makna penggambaran bagaimana konsep mayarakat Indonesia yang seharusnya masih ada dalam kehidupan sosial nan berbudaya.
Tutur kata yang halus diiringi prilaku sopan santun seakan telah menjadi sebuah dongeng yang tidak lagi populer dalam penceritaannya. Dengan embel embel kemajuan zaman yang diikuti pola ataupun persaingan hidup yang tinggi membuat bangsa ini seakan kehilangan batasan batasan yang menjadi acuan konseptual bangsa yang berbudaya. Alih alih mengatas namakan Modernisasi serta Demokrasi yang menjadi tolak ukur untuk suatu kebebasan berekspresi (pandangan umum) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sebagian dari masyrakat kita secara tidak langsung sudah menganut sistem kehidupan liberalis yang hanya mencari pembenaran atas kepentingan masing individual maupun kelompok yang cendrung bertindak semaunya, berujung kepada prilaku amoral dan tidak jarang sampai ke tingkat anarkis. Suatu fenomena sosial yang sungguh disayangkan, Dengan mudahnya arus globalisasi menghanyutkan tatanan sosial bermasyarakat yang sudah berpuluh puluh tahun kita pertahankan.
Situasi bangsa kita pada saat ini tidak ubahnya
seperti lingkaran setan. Negeri ini terperangkap ke dalam satu tatanan
sosial yang tidak dikenali apalagi dipahami oleh masyarakatnya dan parahnya
lagi tatanan konseptual sosial yang ditopang oleh tiang tiang modernisasi
demokrasi tersebut memberikan pandangan kebebasan yang cendrung disalah artikan
oleh setiap individual yang dengan latah mengaku sebagai manusia modern dan mengadopsikannya
ke kehidupan mereka dalam berbagai bidang baik secara perorangan ataupun berkelompok .
Kebebasan yang berselimut Modernisasi dan Demokrasi
baik secara kalimat ataupun perbuatan sekarang cendrung tidak lagi sesuai
dengan etika bermasyrakat dinegeri ini
yang menuntut dihilangkannya batasan batasan tertentu. Apakah sepantasnya
hal itu terjadi? Haruskah tirani tangan besi diberlakukan kembali untuk
mengatasi kegalauan bangsa yang semakin menjadi jadi?
Erat kaitannya dengan suatu batasan yang harus diperhatikan, Kebebasan merupakan hal mutlak yang tidak bisa diganggu gugat bagi setiap individu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tentunya kebebasan tersebut adalah kebebasan yang masih berjalan didalam rel peraturan perundang-undangan mapun norma-norma yang telah ditetapkan.
Bukanlah suatu hal yang benar jika beberapa individual atau golongan tertentu menyalah artikan kebebasan tersebut menjadi tidak terarah dan berlaku semena mena. Harus diakui bahwasannya Bangsa ini sudah lama menunggu dan menginginkan kebebasan. Memang pada beberapa masa pemerintahan sebelumnya bangsa ini terkekang dalam berekpresi dan menyuarakan sesuatu, tetapi bukan berarti keterkekangan yang terjadi di Zaman itu merupakan frase dari pembalasan dendam yang terjadi di era Modern ini.
Jika memang kebebasan (secara Demokrasi) bisa saja menjadi boomerang yang akan meluluh lantakan aturan dan batasan yang berlaku serta menghilangkan Identitas bangsa ini, Tanyakan lagi apakah kita sudah siap menjadi bangsa modern yang tidak mempunyai aturan serta terlepas dari norma norma kesusilaan? Dan apakah bangsa kita sebagai masyarakat yang berbangsa dan berbudaya menginginkan pola kehidupan tersebut diaplikasikan pada tatanan kehidupan masyarakat kita?
Erat kaitannya dengan suatu batasan yang harus diperhatikan, Kebebasan merupakan hal mutlak yang tidak bisa diganggu gugat bagi setiap individu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tentunya kebebasan tersebut adalah kebebasan yang masih berjalan didalam rel peraturan perundang-undangan mapun norma-norma yang telah ditetapkan.
Bukanlah suatu hal yang benar jika beberapa individual atau golongan tertentu menyalah artikan kebebasan tersebut menjadi tidak terarah dan berlaku semena mena. Harus diakui bahwasannya Bangsa ini sudah lama menunggu dan menginginkan kebebasan. Memang pada beberapa masa pemerintahan sebelumnya bangsa ini terkekang dalam berekpresi dan menyuarakan sesuatu, tetapi bukan berarti keterkekangan yang terjadi di Zaman itu merupakan frase dari pembalasan dendam yang terjadi di era Modern ini.
Jika memang kebebasan (secara Demokrasi) bisa saja menjadi boomerang yang akan meluluh lantakan aturan dan batasan yang berlaku serta menghilangkan Identitas bangsa ini, Tanyakan lagi apakah kita sudah siap menjadi bangsa modern yang tidak mempunyai aturan serta terlepas dari norma norma kesusilaan? Dan apakah bangsa kita sebagai masyarakat yang berbangsa dan berbudaya menginginkan pola kehidupan tersebut diaplikasikan pada tatanan kehidupan masyarakat kita?
Simpang siur pemberitaan serta gunjang ganjing
permasalahan yang hilir mudik di panggung pemerintahan negeri ini melambangkan
tatanan kehidupan sosial berbangsa dan bernegara yang tidak lagi berjalan pada
relnya. Tidak heran lagi jika berbagai tindakan amoral, yang sekarang
beregenerasi dari satu titik ke titik lainnya. Seperti premanisme, pornografi,
anarkisme yang berujung pembunuhan, serta cara berpolitik tidak sehat
yang ditunjukan petinggi bangsa. pertanda bahwa batasan serta norma norma untuk saling menghargai hampir punah.
Misalnya saja bagaimana, Dengan mengatasnamakan demokrasi para pemain politik indonesia yang konon katanya berpendidikan malah menampilkan image serakah dan tamak dengan tidak adanya rasa saling menghargai yang cendrung menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan tujuan tertentu, tidak jarang mereka siku menyiku, saling menjatuhkan dengan menghujat satu sama lain. Bisa anda bayangkan seperti apa rakyatnya jika calon pemimpin mereka sudah menunjukan gelagat yang tidak lagi menunjukan sikap seorang pemimpin. Ada juga cerita dari sebagian calon intelektual bangsa (mahasiswa) dan ormas ormas tertentu yang cendrung berbuat anarkis, seenaknya dewe dengan alasan yang masih berbalut Demokrasi. kekerasan hingga penghilangan nyawa dengan gampangnya bisa terjadi hanya dengan sedikit sulutan. tidak adakah yang bisa dibicarakan lagi dengan kepala dingin? mana kata kata musyawarah dan mufakat yang ada didalam buku buku pendidikan kewarganegaraan?
Kekacauan yang marak terjadi dihampir berbagai aspek kehidupan negeri ini memberikan persepsi dan fakta bahwasannya batasan batasan tertentu baik norma maupun undang undang yang berlaku tidak lagi bisa menjadi tameng terakhir untuk mentertibkan pola kehidupan liar yang diaplikasikan secara bebas oleh masyrakat bangsa ini, bahkan oleh aturan sekelas hukum sekalipun.
Misalnya saja bagaimana, Dengan mengatasnamakan demokrasi para pemain politik indonesia yang konon katanya berpendidikan malah menampilkan image serakah dan tamak dengan tidak adanya rasa saling menghargai yang cendrung menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan tujuan tertentu, tidak jarang mereka siku menyiku, saling menjatuhkan dengan menghujat satu sama lain. Bisa anda bayangkan seperti apa rakyatnya jika calon pemimpin mereka sudah menunjukan gelagat yang tidak lagi menunjukan sikap seorang pemimpin. Ada juga cerita dari sebagian calon intelektual bangsa (mahasiswa) dan ormas ormas tertentu yang cendrung berbuat anarkis, seenaknya dewe dengan alasan yang masih berbalut Demokrasi. kekerasan hingga penghilangan nyawa dengan gampangnya bisa terjadi hanya dengan sedikit sulutan. tidak adakah yang bisa dibicarakan lagi dengan kepala dingin? mana kata kata musyawarah dan mufakat yang ada didalam buku buku pendidikan kewarganegaraan?
Kekacauan yang marak terjadi dihampir berbagai aspek kehidupan negeri ini memberikan persepsi dan fakta bahwasannya batasan batasan tertentu baik norma maupun undang undang yang berlaku tidak lagi bisa menjadi tameng terakhir untuk mentertibkan pola kehidupan liar yang diaplikasikan secara bebas oleh masyrakat bangsa ini, bahkan oleh aturan sekelas hukum sekalipun.
Dengan
hilangnya batasan batasan tertentu dari negeri ini. Maka secara tidak langsung telah
menghilangkan paradigma negeri ini sebagai negeri yang adil dan beradab (sesuai
dengan pancasila, sila kedua). No more respect between one to another...kita sudah terlalu disibukan dengan kesenangan dan kepuasan masing masing tanpa memperhatikan lagi sekeliling kita. Jika suatu batasan telah diabaikan maka jangan heran Sikap acuh tak acuh atau hedonisme telah dan akan terus menggrogoti bangsa ini kedepannya.
Ketika batasan norma norma kemanusian tidak lagi diperhatikan, maka tidak heran jika kekacauan serta prilaku amoral yang memicu tindak kejahatan hadir silih berganti dinegeri ini. Rasa kemanusiaan yang sudah tidak lagi menjadi pertimbangan dalam berprilaku adalah hal yang mempengaruhi bangsa ini menjadi bangsa yang liar dan tidak terkendali.
Bagaimana dan Kenapa hal seperti itu bisa terjadi? Apakah modernisasi telah mengintimidasi moral kehidupan bangsa ini? Apakah bangsa ini siap menerima segala jenis pembaharuan tanpa kehilangan batasan tertentu yang menjadi identitas suatu bangsa yang berbudaya? Merupakan PR yang harus dikerjakan oleh segenap elemen masyrakat negeri ini.
Ketika batasan norma norma kemanusian tidak lagi diperhatikan, maka tidak heran jika kekacauan serta prilaku amoral yang memicu tindak kejahatan hadir silih berganti dinegeri ini. Rasa kemanusiaan yang sudah tidak lagi menjadi pertimbangan dalam berprilaku adalah hal yang mempengaruhi bangsa ini menjadi bangsa yang liar dan tidak terkendali.
Bagaimana dan Kenapa hal seperti itu bisa terjadi? Apakah modernisasi telah mengintimidasi moral kehidupan bangsa ini? Apakah bangsa ini siap menerima segala jenis pembaharuan tanpa kehilangan batasan tertentu yang menjadi identitas suatu bangsa yang berbudaya? Merupakan PR yang harus dikerjakan oleh segenap elemen masyrakat negeri ini.







0 komentar:
Posting Komentar