Melihat dari maknanya ada berbagai definisi
pengertian tentang budaya. Ada yang mengatakan adat istiadat dalam suatu daerah
secara turun menurun dan sudah menjadi kebiasaan, ada juga yang mengasumsikan
budaya adalah sebuah rasa, karya serta cipta yang diaplikasikan pada suatu
kelompok di daerah tertentu
yang menghasilkan ciri khas tersendiri ataupun dengan memberikan artian budaya sebagai suatu kesenian dan tradisi yang ditinggal oleh leluhur mereka yang diwariskan kepada generasi penerusnya. Dan itu belum termasuk cara pandang budaya dari berbagai aspek seperti, deskriptif, normatis, historis, struktural dan berbagai aspek lainnya. Meski definisi kebudayaan memiliki beragam pandangan tapi tetap saja mengaju pada satu poin inti yang mencerminkan identitas atau ciri khas. Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan, dalam artian yang umum dan luas bahwasannya budaya adalah pembeda yang menentukan identitas serta ciri khas dari bemacam macam suku bangsa yang diwariskan secara beregenerasi dalam perihal menjaga kelestarian budaya tersebut.
yang menghasilkan ciri khas tersendiri ataupun dengan memberikan artian budaya sebagai suatu kesenian dan tradisi yang ditinggal oleh leluhur mereka yang diwariskan kepada generasi penerusnya. Dan itu belum termasuk cara pandang budaya dari berbagai aspek seperti, deskriptif, normatis, historis, struktural dan berbagai aspek lainnya. Meski definisi kebudayaan memiliki beragam pandangan tapi tetap saja mengaju pada satu poin inti yang mencerminkan identitas atau ciri khas. Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan, dalam artian yang umum dan luas bahwasannya budaya adalah pembeda yang menentukan identitas serta ciri khas dari bemacam macam suku bangsa yang diwariskan secara beregenerasi dalam perihal menjaga kelestarian budaya tersebut.
Menyinggung masalah regenerasi yang mengacu pada kelestarian
dan pelestarian budaya terutama yang ada pada bangsa ini terasa agak asing
memang! Seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman, besarnya arus globalisasi
yang serba modern dengan cepat memaksa bangsa ini mengalami pengikisan nilai
nilai kebudayaan. Sesuai dengan hukum peradaban yang berlaku kejam dan cendrung
tidak adil terhadap warisan budaya tradisi bukan tidak mungkin nilai luhur
bangsa ini akan terkikis habis tanpa sisa sehingga kebudayaan pun menjadi suatu
tradisi kuno, yang sudah lusuh berkarat
dimakan zaman dan akhirnya hanya menjadi cerita kenangan sejarah.
Ditambah
dengan hal hal baru nan menarik yang terdapat dalam budaya modern yang memang penuh
pesona bisa dengan mudahnya mengalihkan perhatian masyrakat bangsa ini. Era
globalisasi yang hadir dengan berbagai macam magnetnya baik secara existensi
maupun materi menjadi daya tarik tersendiri
dalam merubah cara pandang dan berpikir manusia yang menjadi serba
praktis. Pola hidup yang bertransformasi dengan suatu tatanan yang baru secara
tidak langsung membuat mereka cendrung melupakan nilai nilai asli kebudayaan
mereka sendiri.
Majunya peradaban zaman dan didukung dengan
teknologi yang tinggi tidak pelak akan menghilangkan suatu tradisi dimana nilai
luhur suatu budaya ditinggalkan dengan identitas bangsa yang memudar. Peradaban modern yang hadir pada masa ini memang
harus di ikuti dan didefinisikan sebagai suatu keadaan yang tidak bisa di
hindari dari kehidupan masyrakat sekitarnya. Tapi itu bukan berarti dengan pola
kehidupan modern lalu dengan gampangnya kita meninggalkan asal usul budaya kita
kemudian serta merta ikut menetapkan budaya asing yang baru sebagai garis besar
dalam proses implementasinya dikehidupan sehari hari.
Budaya tradisional dan modern adalah dua hal yang
tidak bisa berjalan dalam satu alur, keduanya cendrung berlawanan arah. Pertentangan
alur kebudayaan beda zaman tersebut cendrung membuat masyarakat bangsa ini
harus memilih, Sekarang hanya bagaimana kita bisa menyikapinya dengan tidak
selalu mendefinisikan modernisasi sebagai acuan standar dalam kehidupan
berbudaya. Perlunya asemilasi kebudayaan, dalam artian bagaimana masyarakat
kita bisa menerima sekaligus menyelaraskan kebudayan baru yang datang dengan
berbagai ritme tanpa mengalami erosi dari kebudayaan yang menjadi identitas
asli bangsa ini adalah satu satunya cara untuk membuat flexibilitas budaya
bangsa ini agar tidak menjadi semakin melar.
Krisis budaya pada bangsa ini
jelas terpapar pada generasi muda sebagai pewarisnya, hampir tidak mengenal
kebudayaan asli mereka dan cendrung mengaplikasikan bahkan dengan bangganya
mengapresiasikan budaya asing tersebut kedalam pandangan hidup maupun pola
pikir mereka. Entah itu dilihat dari cara berpakaian yang tidak semestinya,
cara bersikap, cara bergaul yang sedikit nyeleneh dan mungkin agak bertentangan dengan...dan tidak mencerminkan
khasanah kebudayaan mereka sendiri.
Hal itu secara tidak langsung, dan tanpa mereka sadari menempatkan mereka sebagai pion-pion yang turut serta menyebarluaskan budaya asing ke dalam bangsa ini dengan berbagai efek negatif yang berimbas pada mundurnya kebudayaan lokal (local cultural shifting). Misalnya saja remaja modern saat ini lebih senang bergaya dan tampil ke Korean baik dalam hal berexpresi ataupun berkreasi (yang gue sampai saat ini masih bingung bagian hebatnya itu dimana? terlebih lagi disaat laki laki terlihat sangat manis dengan menggunakan cat rambut dan hampir berdandan seperti perempuan).
Hal itu secara tidak langsung, dan tanpa mereka sadari menempatkan mereka sebagai pion-pion yang turut serta menyebarluaskan budaya asing ke dalam bangsa ini dengan berbagai efek negatif yang berimbas pada mundurnya kebudayaan lokal (local cultural shifting). Misalnya saja remaja modern saat ini lebih senang bergaya dan tampil ke Korean baik dalam hal berexpresi ataupun berkreasi (yang gue sampai saat ini masih bingung bagian hebatnya itu dimana? terlebih lagi disaat laki laki terlihat sangat manis dengan menggunakan cat rambut dan hampir berdandan seperti perempuan).
“Jangankan untuk
mengapresiasikannya untuk mengetahui kebudayaan asli leluhurnya pun mereka
masih terbata bata”. Tidaklah berlebihan jika kita menyimpulkannya seperti
itu, karena pengaruh budaya modern memang hadir dalam balutan kemasan yang
menarik dan cendrung bervariasi dikalangan generasi bangsa ini jika
dibandingkan dengan budaya tradisi yang cendrung terkesan monoton. jika sudah
seperti itu selanjutnya, siapa yang akan meregenerasi budaya bangsa ini?
Didukung berbagai perkembangan teknologi dan media yang memang menjadi lahan bisnis dan meraup keuntungan dari suatu dinamika tertentu yang seolah olah telah memberikan jalan bebas hambatan untuk lahirnya perkembangan peradaban kebudayaan baru tanpa menyeimbangkannya dengan peradaban kebudayaan asli bangsa ini. Maka jangan heran jika sebagian dari kita memprediksi bahwasannya frase kemunduran akan identitas suatu bangsa yang berbudaya telah sampai pada waktunya.
Didukung berbagai perkembangan teknologi dan media yang memang menjadi lahan bisnis dan meraup keuntungan dari suatu dinamika tertentu yang seolah olah telah memberikan jalan bebas hambatan untuk lahirnya perkembangan peradaban kebudayaan baru tanpa menyeimbangkannya dengan peradaban kebudayaan asli bangsa ini. Maka jangan heran jika sebagian dari kita memprediksi bahwasannya frase kemunduran akan identitas suatu bangsa yang berbudaya telah sampai pada waktunya.
Kurangnya apresiasi seni akan
khasanah budaya bangsa ini terutama pada generasi muda memang bukan sepenuhnya
kesalahan mereka, Minimnya pengenalan dari setiap pihak yang terlibat dan
bertanggung jawab akan kelestarian budaya ini juga ikut andil dalam proses
degradasi kebudayaan tersebut. Keinginan untuk benar benar melestarikan tradisi
budaya ini harus mandapatkan perhatian dan penanganan khusus dari berbagai
kalangan (generasi muda khususnya), seandainya saja setiap elemen masyarakat
ikut melibatkan diri dan merasa bertanggung jawab atas pelestarian budaya ini
bukan tidak mungkin kebudayaan ini akan terus bisa berdiri kokoh sebagai suatu contoh
peradaban yang tidak berkarat dimakan zaman.







0 komentar:
Posting Komentar